Storm menggunakan Mirrorverse untuk kembali kedunia nyata. Tak ada gunanya membuang waktu dengan Hero yang pantas disebut pecundang itu.
Itu hanya membuang waktunya saja, tidak ada gunanya sama sekali.
"Whusssh!
Storm membuka matanya secara perlahan dan dia melihat dia kembali ketempat semula.
Dimana lorong sepi pinggiran kota H27000 berada.
"Tunggu, mengapa kamu tidak membunuhku?"
Napstylea tersadar dari ilusinya, lalu menanyakan kenapa dia masihlah hidup.
Seharusnya dengan kekuatan semengerikan itu Rem bisa saja membunuhnya didalam dimensi buatannya. Akan tetapi dia dibiarkan tetap hidup, ini sangatlah membuatnya bingung.
Sebenarnya apa alasannya dia dilepaskan?
Bukankah Rem tak senang dengan Hero lalu mengapa tidak membunuhnya saja.
Storm mendengus lalu berkata.
"Aku tidak tertarik mengambil nyawa wanita sepertimu!"
"Minimal beri aku Alpha monster maka aku akan memusnahkannya!"...
Napstylea terdiam dengan raut wajah ketakutan.
Jelas saja perkataan dari Rem sangatlah membuat nyalinya menjadi ciut. Tetapi juga muncul pertanyaan dilubuk hatinya.
Rem seperti ada sangkut pautnya dengan Alpha monster. Dan itu berarti dia pernah mengalahkannya tanpa kesulitan.
Mungkin saja.
"Sekarang aku mengerti...
"Kamu Hero Armor Merah waktu lalu itu bukan?"
Napstylea benar 2 tidak menyangka ternyata dugaannya salah.
Rem bukanlah buronan dunia yang dia curigai akan tetapi pahlawan disaat dunia sedang kacau kacaunya. Hero berarmor merah, Hero yang menumbangkan monster Terraseraws Helesasiurs tanpa kesulitan.
Dia adalah orang yang sama, Napstylea tercengang dengan fakta ini.
"Kau sadar sendiri rupanya?"
Storm tersenyum kecut karena Hero itu akhirnya tahu juga siapa dirinya yang sebenarnya.
Dengan begini dugaan yang dia duga salah. Napstylea merubah sikapnya menjadi hormat pada Rem, tuan Rem itu.
Dia benar 2 kagum saat dia menghancurkan monster kuat tanpa kesulitan. Napstylea berharap sikap lancangnya ini dia maafkan atas kesalah pahaman ini.
Dengan nada ketakutan Nalstylea meminta maaf atas dugaan kesalahpahan ini.
"Saya benar benar meminta maaf tuan Rem....
"Anda adalah Hero Armor Merah yang saya kagumi!"
Storm mengibas tangannya dengan pelan.
Sesuai dugaan sebelumnya, Storm menduga Napstylea menyadari jika dia Hero Armor Merah yang pernah dia lihat.
Dan dugaannya terbukti benar. Napstylea akhirnya sadar jika dia bukanlah orang yang jahat, Storm tertawa senang atas permainannya yang cerdik.
"Yah, baiklah!"
"Lain kali jangan asal buat kesimpulan, nilailah lebih teliti lagi!"...
Storm memperingatkan dan menasihati Napstylea untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Dia menuduhnya sebagai buronan dunia tanpa adanya bukti yang kuat. Meski sebenarnya Storm lega setidaknya identitas aslinya tetaplah terjaga dengan aman terkendali.
Storm tersenyum licik karena Napstylea orang yang bodoh. Dia sama sekali tidak mencurigai bahwa dia adalah Storm Realms, orang yang selama ini dicari cari oleh petinggi dunia.
"Baik tuan Rem, saya mengerti...
"Saya berterima kasih atas kemurahan hati anda!"
Napstylea lega karena tuan Rem tidak memarahinya dan tersinggung dengan sikapnya barusan.
Pantas saja kekuatan yang dimiliki tuan Rem sangat diluar nalar pemikiran manusia. Dia bisa menciptakan alam semesta ataupun dunianya sendiri dengan begitu mudahnya.
Ternyata dia adalah Hero berarmor Merah, Scarlet Slycrimson. Napstylea memakluminya dengan ucapannya jika dia disebut makhluk lemah.
Tuan Rem pantas menyandang gelar itu dengan kekuatan semengerikan yang pernah dia lihat dengan matanya sendiri.
"Ambillah kartu identitasku itu...
"Jika kau masih mencurigaiku silahkan awasi saja diriku dari kejauhan!"
Setelah melempar kartu identitasnya itu lantas Storm segera melompat melewati gedung 2 kota.
"Baik tuan Rem!"
Napstylea segera menangkap kartu identitas dari tuan Rem itu.
Mana berani Napstylea mencurigai tuan Rem lagi setelah tahu dia Hero berarmor Merah yang pernah dia lihat waktu lalu.
Napstylea bisa bernafas lega sebab tuan Rem orang yang baik hati. Dia masih mempunyai hati nurani meskipun dia bisa saja membunuh siapa saja, bahkan menjadi ancaman nyata bagi alam semesta ini.