Cherreads

Chapter 19 - Jalan Baru yang Terbentang

Fahrul tidak pernah membayangkan bahwa langkah kecil yang dimulai dengan sebuah acara kecil di kampungnya bisa mengarah pada jalan yang begitu luas. Setelah berbicara dengan ibunya dan mendapatkan dukungan dari Kak Amel, ia memutuskan untuk melangkah lebih jauh dalam mengejar mimpinya. Keputusan itu mengubah cara pandangnya tentang masa depan.

Hari pertama ia memutuskan untuk mendaftar di beberapa universitas besar, Fahrul merasa cemas. Meskipun ia tahu bahwa dirinya belum memiliki banyak pengalaman formal dalam dunia manajemen acara, ia tidak takut lagi untuk mencoba. Semangatnya semakin menggebu setelah mendengar cerita sukses orang-orang yang dulu memulai dari nol, sama seperti dirinya.

Fahrul melengkapi berkas pendaftaran dengan penuh perhatian. Setiap lembar formulir yang ia isi, setiap syarat yang ia penuhi, terasa seperti langkah menuju sesuatu yang lebih besar. Ia merasa seperti sedang meretas jalan baru, meskipun terkadang ragu muncul. Namun, rasa takut itu semakin menghilang saat ia teringat pada perjalanan panjang yang sudah ia lalui.

Setelah mengirimkan semua berkas, ia merasa ada sedikit ketenangan. Namun, hatinya tetap berdebar menunggu kabar. Sambil menunggu, Fahrul terus bekerja dan belajar. Ia semakin mendalami bidang manajemen, mengikuti kursus-kursus tambahan, dan memperluas jejaring. Tanpa disadari, ia sudah memasuki dunia baru, penuh dengan peluang yang tak terduga.

Satu hari, sekitar dua minggu setelah pengumuman, Fahrul menerima surat besar dari universitas yang ia tuju. Tangannya gemetar saat membuka amplop itu. Ia menarik napas panjang dan melihat tulisan di dalamnya: Selamat, Anda diterima di Program Manajemen Acara Universitas XYZ.

Fahrul hampir tidak percaya. Matanya berkaca-kaca. Selama ini, ia berjuang keras untuk mencapai titik ini, dan kini semua perjuangan itu membuahkan hasil. Namun, yang lebih penting, Fahrul merasa bahwa perjuangannya tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang selama ini telah mendukungnya.

Segera setelah itu, ia menghubungi ibunya, yang sudah menunggu dengan sabar.

"Bu, aku diterima! Aku diterima di universitas yang aku inginkan!"

Ibunya langsung tertawa bahagia, meski suaranya sedikit bergetar. "Aku sudah yakin kamu bisa, Nak. Sekarang kamu mulai menapaki jalan baru. Jangan pernah berhenti belajar dan berusaha."

Fahrul tersenyum lebar. Begitu banyak perasaan yang bercampur dalam dirinya. Di satu sisi, ia merasa bahagia karena mimpinya tercapai, namun di sisi lain, ia merasa tanggung jawab baru semakin besar.

Hari-hari berikutnya, Fahrul mempersiapkan segala sesuatunya untuk kuliah. Ia mulai mencari tempat tinggal, menyiapkan perlengkapan, dan memastikan bahwa semua keuangan sudah teratur. Namun, sebelum berangkat ke universitas, ia mengajak teman-temannya di kampung untuk berkumpul.

Di sebuah warung kopi sederhana, Fahrul mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mereka. "Terima kasih semuanya, atas dukungan kalian. Tanpa kalian, aku nggak akan bisa sejauh ini. Aku akan terus berusaha untuk membuat kalian bangga."

Mus, Tiara, Bayu, dan Kak Amel duduk di sekelilingnya, semuanya tersenyum. Mereka tahu bahwa perjalanan Fahrul baru saja dimulai, dan mereka yakin Fahrul akan sukses.

"Jangan lupa, Rul. Di mana pun kamu berada, jangan lupakan kampung ini," kata Kak Amel dengan serius.

Fahrul mengangguk, matanya berbinar. "Aku nggak akan pernah lupa. Ini tempat yang membuatku jadi seperti sekarang. Aku pasti kembali."

Setelah beberapa minggu mempersiapkan semuanya, Fahrul akhirnya berangkat ke universitas. Saat ia melangkah meninggalkan kampung untuk pertama kalinya, ia merasa campuran antara kebanggaan dan kecemasan. Namun, satu hal yang pasti: ia kini tahu bahwa langkah pertamanya menuju impian yang lebih besar sudah dimulai.

More Chapters