Cherreads

BASTIAN:DAN LUKANYA

seaxz
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
522
Views
Table of contents
VIEW MORE

Chapter 1 - PROLOG

Delapan belas tahun lalu..

Banyak orang orang yang kini ramai berkerumunan di depan rumah sederhana yang sedang terbakar habis oleh si jago merah, semua orang terlihat panik, ada yang sedang menghubungi pemadam kebakaran,polisi, ambulance, dan ada juga warga warga yang bergotong royong memadamkan api dengan membawa ember yang penuh ber isi air, semua terlihat sangat kompak ke sana ke mari, mengambil air lalu menyiramnya ke rumah tersebut.

Namun nihil,meskipun sedari tadi mencoba memadamkan api, tetapi api itu, tidak padam padam, api itu terlalu besar untuk di padamkan dengan alat biasa, tetapi, warga warga tetap berusaha memadamkan nya sampai pemadam kebakaran tiba. Selang beberapa menit, bunyi siren yang keras dari jauh mulai mendekat, beberapa kendaraan, polisi, ambulance,dan pemadam kebakaran, sudah sampai.

Dan bergerak cepat melakukan tugasnya masing masing, beberapa pemadam kebakaran mencoba memadamkan api dengan alat khusus yang mereka punya, dan, ada juga beberapa yang menyelamatkan korban kebakaran yang terjebak di dalam rumah—tidak bisa keluar untuk menyelamatkan diri.

Satu petugas pemadam kebakaran berhasil menyelamatkan bocah laki laki, sekitar umur 10 tahun, yang kini tidak sadarkan diri, yang berada di gendongan di punggung petugas pemadam kebakaran itu, lalu cepat cepat ia di bawah ke rumah sakit oleh mobil ambulance. Sialnya, petugas itu tidak bisa menyelamatkan ibu dan ayah dari bocah tersebut, karena badan ibu, dan ayah dari bocah itu sudah hangus terbakar, hanya menyisakan tulang kerangka milik mereka.

*********

Di ruangan kamar rumah sakit ber warna putih yang menampakkan bocah yang ke dua kelopak matanya setia tertutup rapat, dengan selang infus yang berada di tangan kanannya, wajahnya pucat dan bibir nya kering,

Kemudian perlahan lahan ke dua mata bocah itu terbuka, pandangannya masih buram dan kepala nya yang sedikit nyut nyuttan—sedikit pusing karena masih belum sepenuhnya sadar, saat ia sudah sepenuhnya sadar, ia hanya bisa menoleh ke kanan dan ke kiri, merasa bingung.

Dimana ia sekarang, dan di mana ibu dan ayah?, bocah itu terus bertanya tanya dalam hatinya. Kemudian ia mencoba duduk di ranjang, dan berhasil, meskipun ia bersusah payah untuk duduk, tetapi berhasil

Gagang pintu ruangan kamarnya mulai bergerak menandakan akan ada seseorng yang akan masuk

Ceklek....

Pintu terbuka perlahan menampakkan bocah perempuan, cantik, imut yang se umuran dengannya. Setelah bocah perempuan itu masuk, ia menutup pintu di belakang nya, lalu melangkahkan kakinya menuju bocah laki laki yang duduk sudah sadar di sana. Setelah sampai ia berdiri di samping kanan ranjang bocah itu.

"Bastian, apa kau baik baik saja?".Bocah perempuan itu memulai obrolan dengan sorot matanya yang lembut menatap Bastian, ya, bocah laki laki yang terkena insiden kebakaran malam itu adalah Bastian.

Bastian menerima tatapan bocah perempuan itu dengan menatap nya juga, tetapi tidak lama, kemudian ia menundukkan kepalanya ke bawah.

" aku baik baik saja", jawabnya lemah, masih dengan kepala menunduk ke bawah, "di mana ibu dan ayahku apakah mereka baik baik saja?", lanjutnya, mengangkat kepala, menatap bocah perempuan itu.

Bocah perempuan itu terdiam, ia tidak berani mengatakan bahwa ibu dan ayah Bastian sudah tewas hangus terbakar oleh api,ia tidak mau membuat Bastian menangis tapi mau bagaimana lagi jika ia tidak memberitahunya, Bastian akan terus bertanya. Bocah perempuan itu, akhirnya memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan dari Bastian dengan menggeleng kan kepalanya pelan.

Bastian menaikkan satu alisnya bingung, apa masksudnya!!?, bocah perempuan itu menggelengkan kepala!!?. Tapi ia hanya diam menunggu bocah itu menjawab pertanyaan nya dengan jelas.

" ibu dan ayah Bastian sudah tidak ada.... "Akhirnya bocah itu menjawab dengan menatap Bastian khawatir, bagaimana rekasi Bastian saat ia mengatakan seperti itu.

Bastian menggeleng kan kepala nya tidak percaya dengan ucapan bocah perempuan yang sedang berdiri di sebelah kanan ranjang miliknya.

" ga... ga..., ga mungkin.....", bantah Bastian seraya menundukkan kepala, ia mencengkram kuat kuat selimutnya dengan ke dua tangannya.

"Aku ngomong jujur Bastian, maaf, seharusnya aku ga ngomong ke kamu dalam ke adaan kamu yang seperti ini".Sesal bocah itu.

Hati Bastian sakit seperti di sayat dan terbelah menjadi dua, cairan bening perlahan lahan tumpah dari ke dua matanya, dia tidak percaya dengan ucapan bocah itu, tapi bocah itu ,wajahnya sangat serius mengatakan kalimat ke duanya dengan berkata 'jujur'.

Bastian tidak bisa menahannya lagi, cairan bening itu mulai ia biarkan meluncur dengan bebas dan sangat deras, yang membuat ke dua pipinya basah.

Bocah perempuan itu membawa tangan kanannya untuk mengelus elus punggung Bastian dengan lembut. Membiarkan Bastian mengeluarkan semuanya jika harus menangis sampai cegukan.

Bastian sedari tadi menangis sampai cegukan dengan mencengkram lebih kuat selimutnya untuk melampiaskan semua amarahnya. Sementara bocah yang tadi mengelus punggung Bastian mencoba untuk menenangkannya itu, kemudian membawa tangannya untuk menggapai tangan Bastian yang sedang mencengkram kuat kuat selimut itu.

"Yang sabar ya, aku tahu, memang sesakit itu di tinggal oleh orang yang kita sayang" tutur bocah itu, sembari mengelus tangan Bastian, membuat Bastian menoleh ke arahnya dengan cairan bening yang masih setia keluar.

"Bastian Zergio, ingat kata aku ya, Hidup tidak selalu berjalan yang seperti kau mau, pasti akan mendapatkan ujian dari sang Pencipta, walaupun terkena musibah yang berat atau pun ringan, sang pencipta memberikan ujian sesuai kemampuan cipta ciptaanya, jadi...., pencipta memberikan ujian ini untuk Bastian.. Karena, sang Pencipta tahu, Bastian itu kuat dan bisah menghadapi nya,pasti tidak akan ada hal buruk yang kamu rasakan akan datang ke dua kalinya ,pasti akan di berikan rasa kebahagian oleh sang Pencipta, tapi di waktu yang tepat, dan juga...,karena setiap masalah yang kamu hadapi pasti akan ada jalan keluarnya".

tutur bocah itu mencengkram kedua tangan Bastian dengan ke dua tangannya, dan menatap Bastian dengan sendu.

" Makasih, Lyora... ".Ucap Bastian pelan,tapi masih bisa di dengar oleh Lyora, ya, bocah perempuan yang kini mencengkram kedua tangan nya dan menasehati nya adalah Lyora. Lyora Gracelyn. Adalah teman setia nya sejak kecil.

*********

To be Continued....

Menurut ku prolognya agak membosankan, tapi bab satu ,aku usahakan seru ya ges ya. Spam komen untuk lanjut, dan ikuti Author juga

@seaxz