Cherreads

Chapter 9 - SANG MALAPETAKA YANG LEMAH

Di Pulau Yang Tak Berpenghuni Velanesa Dan Yang Lainnya Sudah Sampai Di Pulau Tersebut.

Lugiel (Tanpa Ekspresi, Datar, Dan Suaranya Pelan): "Jadi Disini Ya."

Raizen (Tersenyum, Dan Bersemangat, Suaranya Penuh Keceriaan): "Fiuhhh, Ini Pulau Yang Indah"

Leviathan (Berlari Ke Arah Velanesa, Dengan Lembut): "Nona Velanesa..."

Velanesa (Tersenyum, Menatap Leviathan Dengan Lembut): "Leviathan Apa Yang Kamu Lakukan Kesini Sendirian"

Shin (Tercengang, Dan Bingung): "Siapa Dia, Apakah Dia Kenalanmu Velanesa."

Velanesa (Tersenyum, Dengan Lembut, Dan Dengan Pelan): "Bisa Dibilang Seperti Itu"

Raizen (Dengan Kaget, Semangat, Dan Bingung): "Whoa, Apa Itu Dia Memiliki Sirip Ikan."

Velanesa (Tersenyum Tipis, Dan Menatap Leviathan Dengan Bingung): "Kenapa Kamu Disini Sendirian, Dimana Lucius"

Serviel (Baru Ingat, Dan Dengan Ekspresi Tenang): "Oh Iya Benar, Dimana Lucius."

Leviathan (Tersenyum Lembut Dan Anggun, Dengan Suara Lembut): "Lucius Sedang Pergi Ke Gua, Yang Tidak Diketahui?"

Lugiel (Bingung, Dan Menatap Kedepan Dengan Serius, Dalam Hati): "Di Depan Yah, Energi Yang Luar Biasa."

Velanesa (Dengan Ekspresi Sedikit Panik, Dan Tenang): "Apa, Bukankah Kita Harus Kesana Dan Segera Memanggilnya Untuk Keluar"

Leviathan (Dengan Serius, Dan Lembut): "Tidak?"

Serviel (Kebingungan, Dengan Respon Leviathan): "Kenapa, Tidak Boleh?"

Leviathan (Tersenyum Lebar Dan Dengan Lembut): "Itu Karena Lucius Telah Memberi Perintah Bahwa Kita Harus Menunggunya Sampai Dia Pulang."

Mereka Semua Pada Kebingungan Dan Mereka Semua Mencoba Membujuk Leviathan Agar Memperbolehkan Mereka Menyusul Lucius, Mereka Semua Berhasil Melakukannya, Dan Bersiap Menyusul Lucius.

------

Sesampainya Mereka Semua Di Tempat Lucius Berada, Mereka Melihat Lucius Yang Berdiri Tenang, Seperti Menunggu Seseorang.

Lalu Lucius Membalikkan Tubuhnya, Melihat Mereka Semua, Lalu Dia Menghela Nafas.

Lucius (Menghela Nafas Lelah, dengan Ekspresi Lelah, dan Suara Pelan): "Leviathan, Sudah Kuduga.'

Leviathan (Senyumnya Menghilang, Dan Menatap Lucius, Dia Gemetar, Dengan Takut): "Kyaa, Maafkan Aku, mereka bilang bahwa mereka tidak akan mengganggu, jadi aku Mengizinkannya."

Lucius Saat Itu Hanya Bisa Menghela Nafas Dan Segera Melihat Kedepannya.

Semua Orang Melihat-lihat Dunia Bawah Hyzolea, Mereka Sangat Terkejut, Dan Sangat Tercengang Dengan Pemandangan Disana.

Dunia Bawah Hyzolea Memiliki 9999 Derajat Celsius Di Area Panas, Dan -999 Derajat Celsius Di Area Dingin, Kami Dapat Bertahan Karena Lucius Sudah Melindungi Mereka Dari Panas Dan Dingin, Sebelum Mereka Sampai Disini.

Lucius (Tersenyum Tipis, Menatap Teman-temannya, Dan Dengan Pelan): "Baiklah, Ayo Kalian Semua Kita Jelajahi Tempat Ini."

Raizen (Dengan Penus Semangat): "Huhuhu, Ayo, Ayo, Ayo Kita Akan Menjelajahi Tempat Ini..."

Kami Segera Menggunakan hoverboard terbang yang aku Ciptakan menggunakan sihirku.

Velanesa (Tersenyum Tipis, Dengan Lembut Dan Ramah): "Lucius Kemana Kah Kita Akan Pergi."

Lucius (Tersenyum Tipis, Lalu Dengan Pelan): "Entahlah, Kita Jelajahi Aja Dulu Tempat Ini."

---------

??? (???): "Hyaahhhhh....."

Tebasan Demi Tebasan Terus Dilayangkan Tidak Peduli Seberapa Cepat Dan Kuatnya Tebasan Itu, Tebasan Itu Terus-Menerus Terpental.

??? (???): "Sudah Cukup, Akan Aku Bunuh Kau Secepatnya, Hyaaaahhhh."

Tebasan Dengan Energi Hitam Tercipta, Tapi Itu Tetap Tidak Menggores Makhluk Yang Dilawan Pengguna Pedang, Yang Menciptakan Tebasan Itu.

Monster Itu Adalah Bayi Cerberus, Dan Yang Melawannya Adalah Manusia, Mungkin Outlayers Atau Mungkin Omnireals.

??? (???): "Aku, Tidak Akan Menyerah, Hyaaahhhh."

Tebasan Cepat Menebas Bayi Cerberus, Namun Bayi Cerberus Tidak Terluka Sedikitpun.

Manusia Tersebut Memiliki Mata Yang Sudah Memerah Karena Darah Yang Mengalir Ke Matanya, Sorot Matanya Penuh Rasa Takut, Tapi Masih Memiliki Semangat Untuk Berjuang.

??? (???): "Kalian Orang Diluar Tempat Ini Yang Membuangku Ke Tempat Ini, Akan Aku Balas Dendam, Kepada Kalian Setelah Aku Keluar Dari Sini, Hyahhhh!!"

------

Di Sebuah Akademi Bernama Akademi Nolsarias.

Semua Murid Tampak Belajar Dengan Ceria, Namun Ada Satu Yang Tidak Seperti Yang Lain.

??? (Menghela Nafas, Dan Dengan Ekspresi Lelah Di Wajahnya, Dan Dalam Hati): "Apakah Aku Perlu Belajar Hal Yang Tidak Berguna Semacam Ini."

??? (Menatap Siswa Dengan Ekspresi Lelah Tersebut, Dan Dengan Pelan): "Oi Aryuu, Jangan Melamun Seperti Itu, Guru Nanti Marah."

Siswa Yang Lelah Akan Belajar Tersebut Bernama Aryuu Unknowlia, Siswa Tak Berbakat Yang Dibenci Murid-murid Pria, Karena Walau Sangat Lemah Dia Dihormati Oleh Semua Orang Di Akademi, Kecuali Murid-murid Pria, Mereka Membencinya.

Aryuu (Menghela Nafas, Dengan Pelan): "Hahhh, Hana Apakah Kamu Pikir Belajar Itu Berguna."

Murid Perempuan Yang Tadi Menegurnya Bernama Asobe Hana, Siswi Dengan Peringkat Hydra, Aura-nya Sangat Berbeda Dengan Aryuu Yang Cuma Di Peringkat Serigala.

Hana (Tersenyum Lembut, Dan Dengan Suara Pelan Dan Lembut): "Tentu Saja, Kita Belajar Untuk Mendapatkan Ilmu, Emang Kamu Bersekolah Ingin Mencari Apa."

Aryuu (Menatap Langit Dengan Bosan, Dan Dengan Pelan): "Entahlah, Kupikir Aku Ingin Mendapatkan Guru Yang Bisa Membuat Diriku Kuat."

Hana (Tersenyum Tipis, Dan Dengan Lembut): "Dirimu Tidak Memiliki Bakat Dalam Hal Apapun, Potensimu Juga Sangat Sedikit, Namun Aku Percaya Tanpa Itu Semua Kamu Akan Menjadi Kuat, Jika Ada Guru Yang Dapat Mengajarimu."

Aryuu (Tersenyum samar, Dengan Sedikit Bahagia Yang Tak Terucapkan): "Terimakasih Hana."

----

Sepulang Dari Akademi Saat Aryuu Sedang Ingin Berjalan Untuk Pulang, Dia Dihentikan Oleh Beberapa Teman Sekelas-nya, Dan Dibawa Ke Belakang Halaman Akademi.

Murid 1 (Dengan Marah, Dan Jengkel): "Tch, Aryuu Sialan, Kamu."

Aryuu (Dengan Takut, Dan Bingung Akan Situasinya): "A-apa Yang Ingin Kalian Lakukan."

Murid 2 (Marah, Dan Dengan Acuh): "Sialan Kamu, Sudah Membuat Kami Marah Masih Aja Bersikap Seperti Itu."

Aryuu (Semakin Bingung, Dan Takut): "Maksud Kalian Apa... Ya..."

Murid 3 (Dengan Menatap Aryuu Dengan Jijik): "Akan Kita Apakan Dia"

Murid 2 (Tersenyum Sadis, Dan Merasa Punya Ide): "Ahahahaha, Aku Punya Ide."

Murid 1 (Tersenyum Puas): "Hohhh, Aku Ingin Tahu Ide Macam Apa Yang Kamu Punya Kali Ini."

Murid 2 (Tersenyum): "Mari Kita Kubur Dia Hidup-hidup Di Dekat Kuil Terlarang Itu."

Murid 3 (Tersenyum Bahagia, Dan Merasa Senang): "Fiuhh, Ternyata Seperti Itu Ya, Ahahaha, Itu Ide Yang Bagus, Katanya Jika Kita Mengubur Benda Fisik Di Dekat Kuil Terlarang Tersebut Maka Benda Fisik Itu Akan Langsung Terhapus Jiwanya Loh."

Murid 1 (Tersenyum Puas, Senang Dan Bahagia): "Itu Baru Ide Yang Bagus."

Murid 2 (Mengangkat Aryuu Yang Mencoba Melepaskan Dirinya, Dengan Jengkel): "Hentikanlah, Usahamu Sialan, Hyagh"

Dia Meninju Perut Aryuu Sampai Pingsan.

------

Di Malam Hari Di Sebuah Kuil Kuno, Yang Terdapat Tulisan [Kuil Terlarang], Tiga Murid Sedang Menggali Tanah.

Murid 1 (Tertawa Jahat, Dan Tersenyum Jahat): "Kya-hahahahaha, Dengan Ini Aryuu Tidak Akan Menghalangi Kita Lagi."

Murid 2 (Tersenyum Senang): "Tentu, Akhirnya Pengganggu Ini Musnah Juga Ahahahaha."

Murid 3 (Menggali Lubang, Dan Menatap Aryuu Dengan Sangat Jijik Setelahnya): "Aku Sudah Tidak Kuat Menatap Wajahnya, Cepatlah Kita Kubur Dia Hidup-hidup."

Murid 1 (Tersenyum Jahat): "Baiklah Ayo."

Murid 2 & 3 (Mengangguk): "Hmm"

-----

Pada Sebuah Tempat Yang Mengerikan, Seseorang Yang Tertidur Bangun Dari Tidurnya.

Aryuu (Terkejut, Dan Dengan Panik Bangkit Dari Tidurnya): "HHahhh, A-apa, Di-dimana Ini."

Setelah Bangun Betapa Terkejutnya Aryuu Setelah Mengetahui, Dirinya Tidak Ada Di Akademi, Melainkan Di Tempat Mengerikan Yang Dia Tidak Ketahui.

Dia Tidak Tahu Bahwa Dia Ada Di Mana, Dan Dia Mencoba Menggunakan Handphone Miliknya Namun Yang Ada Hanyalah Pedang Rusak, Dia Tidak Membawa Apapun Kecuali Pakaiannya, Tas-nya, Dan Pedang Rusak Yang Tidak Dia Ketahui Milik Siapa Itu.

--------

Satu Bulan Telah Berlalu, Saat Itu Aryuu Melawan Bayi Cerberus, Yang Sialnya Ketemu Dengan Aryuu.

Aryuu Di Tempat Ini Bahkan Tidak Dapat Mengalahkan Monster Semut Di Tempat Ini.

Namun Dia Sialnya Menghadapi Bayi Cerberus.

Dia Menebas, Bayi Cerberus Mengabaikannya.

Bayi Cerberus Menghempaskan Aryuu Hanya Dengan Ekornya.

Aryuu Terhempas Ke Dinding Dari Kastil Kuno, Sampai Dinding Tersebut Hancur Berkeping-keping.

Aryuu Mulai Putus Asa, Di Sini Dia Sudah Tidak Memiliki Harapan Lagi, Sejak Awal Hidupnya Memang Sudah Menderita, Dia Hanya Akan Menganggap Bahwa Kematian Ini Sebagai Sebuah Keselamatan, Bukan Sebagai Akhir Hidupnya.

Saat Itu Cakar Bayi Cerberus Akan Mencapai Tubuhnya dan Mencabik-cabik Tubuhnya, Namun Saat Sebelum Itu Terjadi.

Dan Hanya Dalam Kurang Dari Nol Detik, Sebuah Pedang Menancap Ke Ketiga Kepala Bayi Cerberus Tersebut.

Cerberus Adalah Monster Abadi, Dan Mereka Hanya Bisa Dibunuh Jika Ketiga Kepalanya Dihancurkan Secara Bersamaan.

Mata Aryuu Terbelalak Melihatnya Tapi Saat Itu Dia Pingsan, Karena Sudah Tidak Kuat Menahan Luka Yang Dia Terima.

------

Setelah Kami Semua Menjelajahi Dunia Bawah Hyzolea, Kami Melihat Gerbang Yang Sangat Mengerikan.

Lucius (Tersenyum Samar): "Apakah Kita Akan Masuk."

Raizen (Tersenyum Dan Tertawa Dengan Semangat): "Ahahaha, Tempat Ini Memiliki Monster Yang Kekuatannya Sangat Kuat Bahkan Untuk Monster Tingkat Rendah, Jadi Mungkin Disana Ada Yang Lebih Kuat."

Zein (Tersenyum Lembut): "Benar, Katamu Ingin Melatih Kami Disini Bukan, Bukankah Ini Adalah Tempat Yang Cocok."

Shin (Memikirkan Sesuatu, Dan Tersenyum): "Hmm, Benar..."

Velanesa (Tersenyum Lembut): "Baiklah Semuanya Sudah Setuju Untuk Masuk."

Lucius (Tersenyum): "Baiklah Ayo Masuk."

Kami Segera Masuk, dan Setelah Masuk Kami Menjelajahi Tempat Tersebut.

Laviela (Tersenyum Puas): "Fufufu, Monster Apa Itu Disana."

Lucius (Menatap Monster Yang Dimaksud, Dan Tersenyum tipis): "Itu Adalah Holforex, Monster Purba Yang Menjadi Nenek Moyang Dari Seekor Wyrm."

Laviela (Berekspresi Seperti Mengerti Akan Sesuatu, Dan Tersenyum Puas Seperti Biasanya): "Jadi Seperti Itu Yahh"

Lucia (Cemberut, Dan Seperti Mendengar Sesuatu): "Lucius..."

Lucius (Menatap Lucia, Dan Berekspresi Seperti Menanyakan Sesuatu): "Ada Apa..."

Lucia (Berekspresi Serius, Dan Bingung): "Aku Seperti Mendengar Manusia Sedang Bertarung Dengan Monster Disini?"

Lucius (Kebingungan, Dan Memikirkan Sesuatu Dalam Hati): "Manusia, Ini Adalah Dunia Bawah Hyzolea, Seharusnya Tidak Ada Manusia Disini, Hmm, Apa, Jangan-jangan Kuil Itu Masih Ada Di Dunia Ini?"

Lucius (Tergesa-gesa, Dan Menatap Teman-temannya): "Kalian Disini Dulu, Aku Akan Mencari Manusia Tersebut."

Semuanya Tampak Khawatir.

Velanesa (Dengan Khawatir): "Tapi Bagaimana Jika Kau Kenapa-napa."

Lucius (Tersenyum Tipis): "Tenang, Kau Pikir Aku Siapa."

Lugiel (Dengan Datar): "Kita Serahkan Saja Padanya, Dia Akan Baik-baik Saja..."

Leviathan (Tersenyum Anggun): "Benar, Kita Serahkan Saja Pada Lucius."

Setelahnya Aku Pergi Dengan Cepat.

------

Saat Itu Aku Sedang Mencari Sumber Suara Yang Didengar Lucia.

Lalu.

Aku Melihat Murid Laki-laki Yang Sedang Terluka Parah, Dan Sudah Tidak Bisa Menggerakkan Tubuhnya.

Saat Itu Dia Sedang Akan Di Cabik-cabik Oleh Cakar Bayi Cerberus.

Lucius (Dalam Hati, Dengan Tenang): "Sepertinya Ini Menarik, Zhelgeheka."

Saat Itu Terdapat Ribuan Pedang Yang Tercipta Dan Melayang Disekitar Lucius.

Lucius (Dalam Hati, Dengan Tenang): "Pergi."

Setelah Mengatakan Hal Tersebut Tiga Pedangnya Mulai Meluncur Ke Tiga Kepala Bayi Cerberus Tersebut.

Satu Pedang Dari Teknik Zhelgeheka Dapat Membelah Dimensi Dalam Cakupan Satu Dimensi Hingga Sebelas Dimensi, Sebagai Tata Ruang Yang Luas, Satu Pedangnya Dapat Membelah Matahari Dengan Mudah.

Saat Itu Aku Mendekati Murid Laki-laki Tersebut, Dan Mendapati Bahwa Dia Pingsan.

Aku Segera Membawanya Ke Tempat Aman, Dan Kembali Ke Tempat Teman-temanku Berada.

------

Setelah Kembali Mereka Segera Melihat Aku Membawa Murid Laki-laki Yang Entah Darimana.

Segera Setelah Itu Aku...

Lucius (Dengan Tenang, Dan Berwibawa): "Cepat Sembuhkan Dia, Laviela."

Laviela Memiliki The Will of Absolute Healing, Jadi Mungkin Bisa Menyembuhkan Luka Murid Laki-laki Tersebut.

Setelahnya Tubuh Murid Laki-laki Tersebut Mulai Beregenerasi.

Satu Kakinya Yang Patah, Telah Diregenerasi.

Tangannya, Perutnya, Kepalanya, Dan Seluruh Tubuhnya Telah Disembuhkan.

Setelahnya Aku Memeriksa Murid Laki-laki Tersebut.

Lucius (Menatap Murid Laki-laki Tersebut, Dan Dalam Hati Mengatakan): "Orang Ini Sangatlah Lemah, Bahkan Lebih Lemah Dari Outlayers Biasa, Dia Di Peringkat Serigala Yah, Setelah Kulihat Kembali, Dia Meningkatkan Fisik Dan Tubuhnya Dengan The Will Miliknya Yah, Hmm, Dia Memiliki Satu The Will, Dan Itu The Will of Catastrophe. Hohh Apa Ini Artinya Dia Adalah 'Sang Malapetaka Yang Sangat Lemah', Hohh, Ini Menarik, Kalau Begitu Aku Akan Membawanya."

Lucius (Dengan Serius Dan Tenang): "Kalian Semua Ayo Kita Kembali Dan Bawa Dia...."

Semuanya Mengangguk Dan Bersiap Untuk Kembali.

Lucius (Dalam Hati): "Saat Ini Dia Lemah, dan Tidak Memiliki Potensi Yang Dapat Diakses, Tapi Dia Masih Memiliki Potensi Dalam Pedang Dan Sihir..."

------

— To be continued

More Chapters