Cherreads

Chapter 2 - 2 : BAYANGAN YANG MENCARI CAHAYA

Musim gugur menyelimuti hutan Eldreth dalam kabut tipis dan daun-daun keemasan. Di balik pepohonan kelam, berdiri sebuah pondok tua yang tampak tak berpenghuni. Di sanalah Caelum tinggal, jauh dari peradaban, jauh dari masa lalunya.

Hari-harinya diisi dengan keheningan dan sihir hitam yang terus tumbuh dalam dirinya. Namun, bahkan bayangan terdalam pun tak bisa menutupi suara lirih yang datang suatu malam—teriakan minta tolong yang menggema di antara pepohonan.

Caelum tak berniat mencampuri urusan dunia. Namun, entah mengapa, langkah kakinya membawanya mendekat. Di tengah kabut, ia menemukan seorang gadis muda, tubuhnya berlumuran luka, dikejar oleh makhluk kegelapan hasil eksperimen sihir gelap yang lepas kendali.

Dengan satu lambaian tangannya, Caelum menghancurkan makhluk itu menjadi debu. Gadis itu terjatuh, menatapnya dengan mata terbuka lebar antara takut dan kagum. Rambutnya selembut malam, dan sorot matanya menyala seperti bintang—berani, namun tak tahu siapa di hadapannya.

"Siapa... kau?" suaranya lirih.

"Tak penting," jawab Caelum dingin. Ia berbalik, bersiap menghilang seperti bayangan.

Namun gadis itu berkata, "Namaku Liora. Kau menyelamatkanku... setidaknya izinkan aku mengucapkan terima kasih dengan benar."

Caelum diam sejenak. Nama itu—Liora. Artinya "cahaya". Sebuah ironi, dipanggil oleh cahaya di tengah kehidupan kelamnya.

Hari-hari berikutnya, Liora menolak pergi meski Caelum mengusirnya berulang kali. Ia tetap tinggal, membantu membersihkan pondok, menanam ramuan, bahkan menyiapkan makanan. Awalnya Caelum tak peduli, namun seiring waktu, ia mulai menanti suara langkahnya, senyum lembutnya, dan tatapan yang tidak pernah memandangnya sebagai monster.

Liora tidak takut padanya.

Malam itu, di bawah cahaya bulan, Caelum menatap wajah gadis itu dalam diam. "Kau tahu siapa aku?" tanyanya pelan.

"Aku tahu kau kesepian," jawab Liora dengan senyum sendu. "Dan aku tahu... kau pernah sangat terluka."

Jawaban itu menusuk lebih dalam daripada mantra terlarang mana pun. Untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, Caelum merasa dilihat—bukan sebagai legenda, bukan sebagai Penyihir Bayangan—tetapi sebagai seseorang yang masih punya hati.

Dan di detik itulah, untuk pertama kalinya juga, kekuatan sihir hitam dalam dirinya bergetar—seolah ragu, seolah rapuh di hadapan perasaan yang dulu telah ia kubur: harapan.

---

More Chapters