Cherreads

Chapter 167 - Senang Bisa Bertemu Kembali

Meski Arabels tidak bisa mengikuti ujian Fate Voter seperti teman sekelasnya itu. Arabels tetap melangkahkan kakinya menuju Room Skills dikarenakan penasaran bagaimana tentang ramalan teman 2 sekelasnya.

Namun alangkah terkejutnya dia, dari arah tak jauh dari sini Arabels merasa senang karena laki laki sebelumnya yang dia kenali terlihat ada ditempat ini.

Arabels sontak ceria sebab dia bisa berada disini.

"Paman Rem!"

Panggilnya sambil berlari kecil menemuinya dengan riang.

Jelas saja Storm kaget, dan lainnya juga tak kalah kagetnya. Bagaimana bisa gadis cantik nan muda berasal dari Everyn Family bisa kenal dengan orang bernama Rem ini.

Terlebih Emmanuel membelalakkan matanya dengan sempurna, Arabels salah satu siswi berprestasi disekolah ini bisa mengenali pemuda bodoh itu.

"Arabels?"

Storm benar 2 tidak menyangka dia bisa kembali bertemu dengan gadis itu lagi.

Dia merasa sedikit senang bisa kembali melihatnya namun itu hanya sesaat saja. Sebelum Storm kembali kesifat aslinya, cuek dan dingin seperti kutub utara.

"Apa yang dilakukan paman disini?"

Arabels menatap Storm sambil menunjuknya menggunakan jari telunjuknya.

Arabels yakin jika paman Rem tidak ingin menemuinya lalu kenapa bisa dia berada disini?

"Aku hanya membantu badut ini saja...

"Benar bukan?"

Storm melirik Jester yang berada tak jauh darinya.

"Tepat sekali tuan Rem, anda adalah atasan saya mana mungkin saya berani lantang pada anda!"

Jester mengangguk cepat berulang kali, dia harus benar 2 menghormati tuan Rem dan gadis itu sebab dia bukan berasal dari keluarga biasa.

Jester tahu siapa itu Everyn Family, mereka mempunyai jariangan luas dibeberapa kota besar. Dia harus benar benar menghotmati putri dari keluarga Everyn, kalau tidak dia akan diincar oleh keluarganya yang mengerikan itu.

"Atasan?"

Storm mengangkat salah satu alisnya dengan heran.

Mengapa Jester memanggilnya atasan seperti dia adalah bawahannya saja?

Namun Storm acuh, dia tidak memedulikan ucapan badut itu. Bagaimanapun juga dia tidak bisa berbuat banyak ditempat ini, selain menikmati alurnya.

"Baik paman, Ara mengerti!"

Arabels mengangguk cepat, dia tak mempermasalahkan apa tujuannya ketempat ini.

Arabels benar 2 merasa ceria bisa melihatnya. Setelah pertemuan waktu itu, dia benar 2 terus memikirkannya.

Dan hari ini, kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya. Arabels merasa hatinya berbunga bunga dapat bertemu kembali dengannya.

"Tunggu, dia siapa Arabels?"

"Apa kamu mengenalnya?"

Emmanuel, guru 2 lain, Dryna dan Steve yang tak jauh dari sana, juga teman sekelasnya bingung kenapa Arabels mengenal laki laki asing itu.

Mereka menebak nebak, mungkin saja dia adalah keluarga dari Arabels. Sebab Arabels benar 2 senang bisa bertemu dengannya, seperti bertemu keluarga jauh saja.

"Dia paman Rem, pacar aku!"

"Uhuk, uhuk...

Storm yang duduk tenang dikursinya mendadak batuk 2 mendengarnya.

Arabels bahkan berlagak peduli kepada Rem dengan membantunya berusaha kembali duduk dengan benar. Baginya ini adalah momen pas untuk membalas ledekan temannya itu, Arabels harus membalasnya dengan memamerkan Rem sebagai kekasihnya.

Ini sudah dia nantikan untuk membalas Dryna yang mengejeknya bersama Steve, dia akan memanas manasinya juga.

"Apa... apaa-

"Paman tidak apa apa kan? Sini biar aku obati ya!"

Arabels berbicara dengan nada lemas seolah dia mengkhawatirkan keadaannya.

"Sial, apa maksudnya? Mengapa dia mengaku ngaku menjadi kekasihku?"

"Mana sudi aku mengakuinya!"...

Storm menggeleng kepalanya dengan pelan.

Kenapa Arabels bersikap aneh seperti ini?

Apa dia tidak malu mempunyai kekasih sepertinya ini?

Storm kesal kenapa Arabels pura pura peduli terhadapnya. Padahal mereka kenal belum terlalu lama, juga usia mereka terpaut beberapa tahun saja.

"Apa?"

"Tidak mungkin?"

"What the hell?"

Semua orang yang ada disini tercengang dengan heboh.

Apa yang dimakan oleh gadis cantik berbakat dan dari keluarga terhormat itu bisa menjalin hubungan dengan laki laki seperti itu?

Ini adalah hal terlucu yang pernah mereka lihat dan tidak pernah diduga oleh semua orang.

"Jangan bercanda Arabels, dia lebih tua darimu?"

Dryna mendesak sahabatnya itu untuk menjelaskan lebih jelas lagi.

"Benar Dryna, dia adalah kekasihku dan juga...

"Jangan merendahkannya didepanku!"

Arabels menatap Dryna dengan tajam.

Meski dia cuma mengaku ngaku saja akan tetapi dia tidak senang apabila ada yang menghina dan merendahkan Rem. 

Arabels akan melindunginya sebisa mungkin bahkan dengan bantuan dari keluarganya dia tidak masalah.

"Tapi dia--

"Cukup Dryna, jangan membuat masalah denganku!"

Dryna terdiam karena Arabels benar 2 tidak bercanda dengan ucapannya itu.

Dryna menggeleng kepalanya dengan pusing. Entah bagaimana bisa temannya mempunyai pacar seperti itu, walau dia tampan bahkan lebih tampan dari Steve tetapi dia lebih tua darinya.

Ini sangat lucu jika dibayangkan secara nyata, pikirnya!

"Apa kita bisa pergi jalan 2 sebentar paman? Ada hal yang harus kusampaikan!"...

Arabels meraih kedua tangan Rem lalu mengenggamnya dengan erat.

Dengan mata berkaca kaca gadis itu memohon kepada Rem untuk bisa jalan 2 sebentar. Masih ada hal yang harus dia bicarakan secara pribadi, entah apa maksudnya.

Storm menatap Arabels dengan wajah kebingungan.

"Baiklah, aku menyetujuinya!"

Meski tidak mengerti permainan apa yang diperankan olehnya. Storm mengangguk pelan, seolah ada magnet kuat yang menariknya mengikuti alur permainan darinya.

"Saya tidak menyangka anda adalah orang yang beruntung tuan Rem bisa menjalin hubungan baik dengan keluarga Everyn?"...

Jester tersenyum senang karena bisa melihat tuan Rem tidak lagi dingin seperti biasa.

Storm dan Arabels perlahan berjalan meninggalkan Room Skills, tak lupa Jester mempersilahkan dan tidak masalah atas kesibukan tuan Rem.

Jester tertawa melihat orang orang terbelalak seperti orang gila saja.

"Hahaha!"

"Pergilah tuan Rem, nona Everyn...

"Saya cukup senang bisa dekat dengan dua orang penting seperti kalian, Hahaha!"

Jester melambaikan kepergian tuan Rem dengan topi badutnya juga sambil tertawa keras.

"Cinta itu buta?"

"Ternyata memang benar adanya jika cinta tidak bisa diprediksi dengan logika?"

Emmanuel menggeleng kepalanya menatap siswa berbakat itu ternyata mempunyai hubungan dengan pemuda aneh itu.

Emmanuel teringat pada masa mudanya dulu, dimana dia juga memiliki sedikit kemiripan dengan pemuda bernama Rem itu. 

Namun bedanya Emmanuel menjalani hubungannya dengan baik tanpa dihalang oleh rintangan besar yang bisa saja memisahkannya dengan istrinya dulu.

"Mari kita mulai ujian Fate Voter...

Emmanuel bangun dari lamunannya dan segera memulai ujian Fate Voter.

Jester mengangguk paham, lalu badut itu segera mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Meramal para siswa menggunakan kartu Arcana Emperor miliknya.

Hingga berjam jam lamanya semuanya berjalan dengan baik. Semua siswa maupun guru 2 senang karena ramalan yang diterima oleh mereka bernilai positif atau mempunyai masa depan yang cerah.

More Chapters