Cherreads

Chapter 11 - Bab 11: Pemulihan dan Penyembuhan

Bab 11: Pemulihan dan Penyembuhan

Setelah kejadian yang mengerikan malam itu, Arvid dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Rumah sakit tempat ia dirawat adalah tempat yang familiar bagi Dmitri Nava, seorang dokter berpengalaman yang sudah lama bekerja di sana. Dmitri adalah kakak perempuan Milim, dan begitu Arvid tiba, ia langsung menangani dengan sigap.

Arvid terbaring di ranjang rumah sakit, tubuhnya terluka parah akibat pukulan dan tendangan yang diterima dari geng Brian. Luka-luka di tubuhnya cukup serius, dengan beberapa tulang yang retak dan memar yang cukup besar. Meskipun begitu, Arvid merasa beruntung masih bisa bertahan hidup, dan hatinya berterima kasih atas pertolongan yang datang tepat waktu.

Dmitri: (dengan wajah serius namun tenang) "Kamu beruntung bisa bertahan, Arvid. Luka-lukamu cukup parah, tapi dengan perawatan yang tepat, kamu bisa pulih. Namun, kamu akan membutuhkan waktu yang lama untuk benar-benar sembuh. Mungkin dua hingga enam bulan."

Arvid hanya mengangguk lemah, merasa perasaan sakitnya semakin teredam dengan setiap kata yang diucapkan oleh Dmitri. Meskipun tubuhnya masih terasa nyeri, ada sedikit kelegaan mendalam karena dia tahu dirinya dalam tangan yang tepat.

Arvid: (dengan suara lemah) "Aku... akan bertahan, Dmitri. Aku tidak bisa membiarkan semuanya sia-sia begitu saja."

Dmitri tersenyum tipis, menepuk bahu Arvid dengan lembut sebelum meninggalkannya untuk melanjutkan pekerjaan. Meskipun dia tidak banyak bicara, Arvid merasa nyaman dengan kehadiran kakak Milim itu.

Beberapa hari setelah peristiwa tersebut, kampus akhirnya mendapatkan laporan terkait kekerasan yang dilakukan oleh Brian dan gengnya. Kejadian itu mengejutkan banyak orang, terutama karena Brian adalah seorang mahasiswa yang cukup dikenal di kampus.

Pihak kampus memanggil orang tua Brian untuk memberikan penjelasan dan meminta pertanggungjawaban atas perbuatannya. Mereka mengadakan pertemuan dengan orang tua Brian, yang sangat terkejut dan kecewa mendengar tindakan anak mereka. Tidak hanya orang tua Brian yang merasa cemas, tetapi juga teman-teman kampus mulai membicarakan kejadian tersebut.

Setelah penyelidikan lebih lanjut, pihak kepolisian mengungkapkan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Brian telah melakukan tindak kekerasan yang sangat serius terhadap Arvid dan Milim. Geng Brian juga terlibat dalam serangan tersebut, tetapi Brian lah yang memimpin dan merencanakan serangan itu. Berdasarkan bukti-bukti tersebut, Brian akhirnya ditangkap oleh pihak berwajib dan dimasukkan ke penjara remaja.

Polisi: "Brian, kamu telah ditahan atas tuduhan kekerasan yang menyebabkan cedera parah pada orang lain. Kami memiliki bukti yang cukup untuk membawa kasus ini ke pengadilan."

Brian, meskipun tampak marah dan frustrasi, tidak bisa menghindari kenyataan bahwa ia harus menanggung akibat perbuatannya. Ia merasa terhina, namun di balik rasa itu, ada perasaan cemburu yang tak bisa disembunyikan. Ia merasa bahwa semuanya terjadi karena perasaan cemburunya terhadap Arvid, yang ia anggap telah merebut perhatian Milim darinya.

Setelah penangkapan tersebut, banyak orang di kampus mulai memberikan dukungan kepada Milim dan Arvid. Teman-teman Arvid datang mengunjungi rumah sakit, mengirimkan pesan dukungan, dan bertanya kabar. Meskipun Arvid masih terbaring di ranjang rumah sakit, ia merasakan kehangatan dari setiap kata yang diberikan teman-temannya. Milim juga merasa lebih tenang karena dukungan yang diterima Arvid dan dirinya.

Namun, meskipun Brian berada di penjara remaja, cemburunya terhadap Arvid masih tetap ada. Dalam beberapa minggu ke depan, Brian mulai menyadari bahwa perasaan cemburu itu telah membawanya pada jalan yang salah. Tapi kini, semua sudah terlambat. Ia harus menjalani konsekuensi dari tindakannya dan menghadapi kenyataan bahwa perbuatannya telah merusak banyak hal.

Di sisi lain, Milim yang setiap hari datang mengunjungi Arvid di rumah sakit, mulai merasakan ketulusan hati Arvid dan dukungan yang diberikan oleh teman-temannya. Meskipun dia masih merasa sangat bersalah atas kejadian tersebut, ada secercah harapan di hatinya karena tahu bahwa Arvid akan melalui semuanya dengan kekuatan dan tekad yang luar biasa.

---

More Chapters