Cherreads

Chapter 13 - BAB II.II : The Formation of an Adventurer Group

Langit sore mulai berubah jingga ketika Blaze berdiri di depan Guild, menatap selembar uang 25 Kai di tangannya dengan sorot mata penuh kemenangan. "Wah, imbalanku 25 Kai... tidak kusangka aku bisa mendapatkan uang dengan mudah," ucapnya dengan senyum puas.

Tiba-tiba, suara yang cukup dikenalnya terdengar dari kejauhan.

"Hei... hei... Blaze!"

Blaze menoleh, matanya menyipit menahan silau matahari. Ia mencoba memastikan, "Rico? Itu Rico atau bukan ya?"

Tak butuh waktu lama, sosok yang dikenalnya semakin dekat, dan Blaze pun tersenyum. "Hei... hei... Rico... aku di sini!" serunya sambil melambaikan tangan.

Rico berlari kecil mendekatinya, senyum lebar mengembang di wajahnya. "Hei teman! Kudengar kau baru saja menyelesaikan misi pertamamu, ya? Selamat, Blaze!"

"Oh... terima kasih," jawab Blaze sedikit malu, namun senang.

"Sekarang, kau mau apakan uang itu?" tanya Rico, penasaran.

Blaze menyimpan uang itu ke dalam kantong kulit kecil miliknya. "Aku akan simpan dan tabung. Biaya hidup di sini ternyata jauh lebih mahal daripada tempatku dulu di Negara Api Ra."

"Benarkah?" tanya Rico, sedikit terkejut.

"Menurutmu, di sini biaya hidup sangat mahal, ya?"

"Iya, itu benar. Di negaraku dulu, aku bisa menyewa kamar bagus dengan hanya 1 juta Ryu dan masih hidup nyaman. Sedangkan di sini, semuanya butuh Kai, dan nilainya jauh lebih tinggi."

Rico mengangguk perlahan. "Benarkah mata uang Negara Api selemah itu terhadap mata uang Kai?"

"Iya, itu kenyataannya. Sekarang 1 Kai setara dengan 10 Ryu. Nilai tukar mata uang kami terus menurun setiap tahun. Itu sebabnya... aku ingin membuat negaraku stabil dan maju suatu hari nanti."

"Dengan cara apa?" tanya Rico dengan ketertarikan.

Blaze menjawab tegas, "Jika aku menjadi Raja di Negara Api Ra, aku akan mengirim anak-anak yang berbakat ke Negara Tanaman Dementer ini, untuk belajar tentang ilmu pengetahuan dan teknologi."

Rico tersenyum mendengar tekad temannya. "Leluhur kami memang banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan meneliti. Mereka tak tertarik perang. Itulah kenapa kami bisa maju seperti sekarang."

"Padahal, menurut sejarah, pada tahun 2.000.000 Wiheas lalu, negara-negara elemen lain sedang berperang demi memperluas kekuasaan. Bagaimana mungkin leluhurmu tidak ikut terlibat?"

"Mereka memilih netral. Mereka membuat perjanjian-perjanjian damai agar tidak terganggu. Fokus mereka adalah masa depan, bukan perang."

"Hebat... benar-benar berbeda dari leluhurku," gumam Blaze.

Percakapan mereka terhenti ketika tanpa sengaja Rico menabrak seseorang. Orang itu mengenakan mantel berbulu hitam dengan wajah tertutup, menambah kesan misterius.

"Aduh... au... au... maafkan aku! Aku benar-benar tidak sengaja," ucap Rico panik.

"Tidak apa-apa," jawab pria itu dengan suara dalam, lalu pergi tanpa berkata lebih lanjut.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Blaze.

"Iya, aku baik-baik saja," jawab Rico.

"Kau ini, hati-hatilah. Lihat jalan dong," ucap Blaze sambil tertawa.

Mereka pun tertawa bersama, menertawakan kelakuan Rico. Setelah puas tertawa, mereka memutuskan pergi ke bar langganan untuk bersantai.

Di bar, mereka duduk dan memesan dua gelas bir. Tak lama kemudian, pintu bar terbuka, dan seorang wanita yang sangat dikenal oleh Blaze masuk. Petra Ackerman.

"Permisi," ucap Petra dengan senyum khasnya.

"Selamat datang," sambut sang bartender.

"Aku pesan satu soda saja, ya."

"Segera datang, nona Petra."

Petra menoleh ke arah Blaze dan Rico. "Hai, Rico. Hai, Blaze."

"Oh, hai Petra! Sudah lama tak jumpa," sapa Rico.

"Hai Petra. Kau habis dari mana?" tanya Blaze.

"Baru saja dari Guild. Aku melihat ada misi besar—membunuh seekor naga elemen api yang menyerang desa di timur Dementer. Tapi... misi itu hanya bisa diambil oleh kelompok, minimal tiga orang."

"Memangnya kenapa kau ingin misi itu?" tanya Blaze.

"Imbalannya besar. Tiga ratus Kai. Tapi aku tidak punya kelompok..."

Rico lalu berujar dengan semangat, "Hei Petra, bukankah sekarang kita sedang bertiga dan tak sedang menjalankan misi apa pun? Bagaimana kalau kita bentuk kelompok bersama? Aku, kau, dan Blaze."

Petra menatap mereka berdua. "Kalau kalian mau, aku sangat senang."

"Aku setuju," sahut Blaze cepat.

"Aku juga!" timpal Rico.

"Kalau begitu, ayo kita ambil misi itu setelah selesai minum."

"Ini sodanya, nona," kata bartender sambil menyodorkan minuman Petra.

"Terima kasih," jawab Petra.

Setelah minuman mereka habis, mereka bertiga bergegas menuju Guild. Sesampainya di sana, Petra langsung menunjuk misi yang dimaksud.

"Ini misinya!"

"Kalau begitu, ambillah dan serahkan ke petugas," ucap Blaze.

Petra mengambil kertas misi dan menyerahkannya kepada petugas.

"Kami ingin mengambil misi ini."

"Baik. Siapa anggota kelompokmu? Karena ini bukan misi perorangan."

"Kami satu kelompok: Rico si Elemen Tanaman, Blaze si Elemen Api, dan aku sendiri Petra si Elemen Angin."

Petugas mengangguk. "Silakan isi nama-nama kalian dan nama kelompok kalian di atas kertas ini."

Tanpa berpikir panjang, Rico mengambil pena dan menulis.

"Sudah," ucapnya.

Petra melihat tulisan itu dan mengernyit. "BLARIPET? Apa itu?"

"Itu singkatan dari Blaze, Rico, dan Petra," jawab Rico santai.

"Aku tak peduli namanya apa, yang penting kita bisa menyelesaikan misi ini," ucap Blaze dengan yakin.

Petra pun mengangguk setuju. "Kalau begitu, ayo kita bunuh naga itu dan dapatkan 300 Kai!"

Dengan semangat membara, ketiganya pun memulai perjalanan menuju desa di ujung timur Dementer, tempat sang naga menanti. Dalam hati mereka, ada rasa tegang, antusias, dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Petualangan kelompok BLARIPET pun resmi dimulai.

More Chapters