Udara di istana Elvoreth terasa lebih dingin setelah insiden di menara komunikasi. Bahkan di musim semi, bayangan terasa lebih panjang dan lebih pekat. Shadow Flies Astrion masih melayang di langit, namun pola pergerakan mereka telah berubah—tidak lagi sekadar memetakan, tetapi juga memindai, seolah mencari anomali, menelusuri benang kusut yang tiba-tiba muncul dalam jaringan data mereka. Kael merasakan tatapan tak terlihat itu, bukan hanya dari langit, tetapi juga dari lorong-lorong istana yang sama-sama mengawasinya.
> "Analisis lanjutan jaringan Astrion," Arken bersuara dalam benak Kael di pagi hari, saat Kael berpura-pura menikmati sarapan di aula makan keluarga, mengabaikan tatapan tajam Darron dari ujung meja. "Interferensi berhasil diidentifikasi sebagai anomali eksternal. Sumber pasti belum terlokalisasi, tetapi tim analisis Astrion menunjukkan peningkatan aktivitas yang signifikan. Mereka sedang mengerahkan sumber daya untuk menemukan titik injeksi. Prediksi: infiltrasi agen darat ke Elvoreth dalam rentang waktu 72 jam, memprioritaskan area di sekitar menara komunikasi dan infrastruktur jaringan lama."
>
Agen darat. Kael merasakan sentakan dingin di perutnya. Ini berarti Astrion menganggap gangguan ini cukup serius untuk mengirim personel secara fisik. Mereka tidak akan datang dalam jumlah besar, tetapi agen Astrion dikenal karena kecanggihan teknologi dan pelatihan mereka. Mereka adalah bayangan yang bergerak tanpa suara.
"Ada apa, Kael?" tanya Ratu Marelle lembut, menyadari putranya tampak termenung. "Kau tidak menyukai roti pagi ini?"
Kael tersenyum menenangkan. "Tidak, Ibu. Roti ini sangat enak. Aku hanya... berpikir."
Darron mendengus pelan. "Berpikir lagi tentang 'rumor-rumor' dan 'jaringan satelit' konyolmu, Kael? Mungkin kau seharusnya lebih fokus pada etiket makanmu."
Raja Elvoreth hanya mendesah, tampaknya sudah lelah dengan perseteruan kedua putranya.
Setelah sarapan, Kael bertemu Aelira di salah satu taman dalam istana yang jarang dikunjungi, tempat di mana tembok tinggi dan semak belukar lebat memberikan sedikit privasi. Udara dipenuhi aroma bunga yang mekar, kontras dengan kegelapan percakapan mereka.
"Astrion bereaksi," kata Kael tanpa basa-basi, menceritakan analisis Arken tentang rencana infiltrasi. "Mereka akan mengirim agen."
Wajah Aelira memucat. "Agen Astrion? Itu... itu sangat berbahaya, Kael. Mereka sangat terampil."
"Aku tahu," jawab Kael. "Mereka kemungkinan besar akan mencari sumber gangguan di menara komunikasi, tetapi mereka juga bisa menginvestigasi area lain yang mencurigakan. Kita perlu tahu siapa mereka, apa yang mereka cari secara spesifik, dan bagaimana menghentikan mereka tanpa memicu insiden diplomatik skala besar."
"Bagaimana kita bisa mengetahui itu?" Aelira bertanya. "Intelijen Elvoreth sangat lambat dibandingkan dengan Astrion."
"Kita punya keunggulan," kata Kael. "Kita tahu teknologi mereka lebih baik daripada yang mereka kira. Dan kita punya... sumber informasi tidak konvensional." Ia merujuk pada Arken tanpa menyebut namanya. "Kita perlu mencari tahu detail operasi mereka. Apakah ada cara untuk mengakses log komunikasi Astrion di perbatasan, atau setidaknya menyadap percakapan mereka?"
Aelira berpikir keras, raut wajahnya tegang. "Astrion menggunakan sistem enkripsi tingkat tinggi. Penyadapan langsung hampir mustahil dengan teknologi kita. Tapi... ada cara lain. Mereka punya kedutaan besar di ibukota. Dan seringkali, para agen mereka... membutuhkan 'bantuan' lokal. Ada jaringan bayangan di kota, orang-orang yang berurusan dengan informasi sensitif untuk mendapatkan uang atau keuntungan. Mereka mungkin mendengar sesuatu."
Jaringan bayangan. Pikiran Arven segera memproses informasi itu. Di setiap era, selalu ada pasar gelap untuk informasi. "Bisakah kau mengakses jaringan itu, Aelira? Melalui ayahmu, mungkin?"
Aelira ragu sejenak. Lord Valerian adalah pria terhormat, ia tidak akan berurusan langsung dengan dunia hitam. "Ayah tidak akan pernah terlibat. Tapi... aku tahu siapa yang mungkin bisa. Seseorang yang bekerja untuk Ayah di masa lalu, yang kemudian keluar dan... memilih jalan yang berbeda. Dia memiliki koneksi di pasar gelap informasi."
"Siapa?"
"Seorang pria bernama Jorik. Dia dulunya teknisi komunikasi, sangat terampil. Kemudian dia terlibat masalah dan... menghilang dari pandangan publik. Tapi aku tahu di mana dia bisa ditemukan. Di Distrik Bawah."
Distrik Bawah. Kael tahu itu adalah area termiskin di kota, tempat sebagian besar populasi Synthetic tinggal dan bekerja dalam kondisi yang sulit. Itu adalah area yang dihindari oleh bangsawan Pure-Blooded seperti Darron. Tempat yang penuh dengan ketegangan sosial yang tersembunyi.
"Itu berisiko," kata Kael. "Pergi ke Distrik Bawah bisa berbahaya, terutama untukmu, Aelira."
"Aku tahu," jawab Aelira, matanya penuh tekad. "Tapi kita membutuhkan informasi ini. Kita tidak bisa hanya menunggu agen Astrion datang. Aku akan mencoba menghubungi Jorik."
Sementara Aelira mulai mencari cara untuk menghubungi Jorik di Distrik Bawah, Darron melancarkan serangannya. Ia tidak lagi mencoba menjebak Kael secara fisik di lorong. Ia memilih tempat yang lebih umum, di mana tindakannya akan disaksikan oleh banyak orang.
Saat Kael sedang berlatih pedang dengan Solen di halaman utama istana (Solen bersikeras bahwa Kael harus terlihat berlatih secara terbuka untuk menangkis rumor kelemahannya), Darron muncul, mengenakan baju latihan mewah, ditemani beberapa prajuritnya sendiri yang loyal.
"Jenderal Solen," kata Darron dengan suara lantang, memastikan semua orang di halaman mendengarnya. "Aku mendengar kau menghabiskan banyak waktu mengajar Pangeran Kael. Itu bagus. Tapi apakah kau yakin dia mempelajari hal yang benar? Aku mendengar bisikan bahwa Pangeran Kael memiliki... ketertarikan aneh pada benda-benda kuno dan... cara-cara yang tidak ortodoks. Apakah kau yakin dia tidak mencampuradukkan pelajaran militer dengan... praktik-praktik aneh?"
Solen menatap Darron dengan dingin. "Pangeran Kael menunjukkan pemahaman yang luar biasa tentang strategi, Yang Mulia Pangeran Darron. Pikirannya tajam."
"Oh, pikirannya tajam, ya?" Darron mencibir. "Atau mungkin dia hanya... diberitahu jawabannya oleh suara-suara di kepalanya? Orang-orang bicara, Jenderal. Mereka bilang Pangeran Kael bergumam pada dirinya sendiri, berbicara dengan sesuatu yang tidak terlihat."
Bisikan menyebar di antara prajurit yang mengawasi. Tuduhan "berbicara dengan suara" atau "entitas tak terlihat" adalah tuduhan yang sangat serius di masyarakat yang masih percaya pada hal-hal mistis, mudah dikaitkan dengan kegilaan atau, lebih buruk lagi, kerasukan.
Kael merasakan darahnya mendidih, tetapi ia menjaga ekspresinya tetap tenang. Ia tidak bisa membiarkan Darron memprovokasinya.
"Kakak Darron tampaknya sangat peduli dengan apa yang orang katakan," kata Kael dengan suara yang terdengar tenang, sedikit sedih. "Aku hanya berusaha belajar, Kakak. Mungkin Kakak Darron terlalu banyak mendengarkan rumor dan terlalu sedikit fokus pada pelatihan Kakak sendiri?"
Darron tersenyum sinis. "Pelatihanmu itu... aku ingin melihatnya, Kael. Mari kita lakukan sparing. Ringan saja. Tunjukkan pada semua orang betapa 'tajamnya' pikiranmu dalam pertarungan fisik."
Ini adalah jebakan. Darron jauh lebih besar dan kuat dari Kael. Sparing fisik akan menyoroti kelemahan Kael yang paling jelas. Menolak akan membuatnya terlihat pengecut dan membenarkan tuduhan Darron tentang "ketidakwajarannya" dalam pertempuran (karena prajurit seharusnya mau bertarung). Menerima berarti ia akan dipermalukan secara fisik di depan banyak orang.
Solen melangkah maju, mencoba menengahi. "Yang Mulia Pangeran Darron, Pangeran Kael masih muda, mereka..."
"Seorang pangeran yang akan memimpin pasukan tidak bisa bersembunyi di balik usianya, Jenderal," potong Darron tajam, matanya terpaku pada Kael, penuh tantangan. "Atau apakah Pangeran Kael hanya kuat dalam 'rumor' dan 'pikiran aneh', tetapi lemah dalam tindakan?"
Tekanan terasa begitu berat. Semua mata tertuju pada Kael. Ia melihat senyum penuh kemenangan di wajah Darron. Ia melihat kekhawatiran di wajah Solen. Ia membayangkan tatapan cemas Ratu Marelle jika ia ada di sana.
> "Analisis situasi: Penolakan akan merusak reputasi dan memperkuat narasi negatif. Penerimaan akan mengakibatkan kekalahan fisik, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai demonstrasi pengendalian diri atau... kejutan. Rekomendasi: Terima tantangan. Strategi: Bertahan, fokus pada pertahanan dan pergerakan, hindari kerusakan serius. Jika memungkinkan, manfaatkan kelemahan dalam gaya bertarung Darron (terdeteksi: kebergantungan pada kekuatan brutal, postur tubuh yang buruk saat menyerang dari sisi kiri)."
>
Kael mengangguk perlahan, tatapannya setenang air. "Baik, Kakak Darron. Jika itu yang kau inginkan. Sparing ringan."
Darron tampak sedikit terkejut Kael menerima. Senyumnya melebar menjadi seringai. "Bagus. Ambil pedang latihan, Kael."
Mereka diberi pedang latihan kayu dan memasuki area tanding di tengah halaman. Solen bertindak sebagai wasit. Prajurit dan beberapa staf istana berkumpul di sekeliling, berbisik-bisik. Darron langsung menyerang, ayunannya kuat dan kasar, berusaha mengintimidasi Kael.
Kael hanya bertahan. Ia menggunakan gerakan kaki yang cepat dan posisi tubuh rendah yang diajarkan Solen (dan disempurnakan oleh Arken dengan analisis biomekanik). Ia tidak mencoba menyerang balik. Setiap serangan Darron dipindai oleh Arken, mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan pola. Kael hanya mengelak, menangkis dengan gerakan minimal, membiarkan Darron menghabiskan energinya sendiri.
"Apa yang kau lakukan, Kael?" bentak Darron, kesal karena Kael tidak melawan. "Bertarunglah! Jangan lari!"
"Aku hanya... bertahan, Kakak," jawab Kael, suaranya tenang. "Bukankah pertahanan juga bagian dari pertarungan?"
Darron menjadi semakin frustrasi. Ayunannya semakin liar dan ceroboh. Ia mencoba menggunakan kekuatan penuh, berharap menjatuhkan Kael hanya dengan pukulan. Kael melihat celah—postur Darron menjadi tidak seimbang saat ia terlalu memaksakan pukulan dari sisi kiri.
Dalam sepersekian detik, Kael mengambil keputusan. Ia tidak bisa menang, tetapi ia bisa memberikan kesan yang kuat. Saat Darron melakukan ayunan kiri yang terlalu kuat, Kael mengelak dengan cepat dan, menggunakan momentum Darron sendiri, sedikit mendorong siku Darron saat ia lewat. Bukan dorongan yang kuat, tetapi cukup untuk membuat Darron kehilangan keseimbangan sepenuhnya.
Darron tersandung, terhuyung, dan akhirnya jatuh ke tanah dengan bunyi keras, pedang latihan kayu terlempar dari tangannya.
Hening. Lalu, bisikan terkejut menyebar di kerumunan. Pangeran Darron, yang lebih besar dan kuat, telah dijatuhkan oleh Pangeran Kael yang lebih kecil.
Darron terbaring di tanah sejenak, tercengang, lalu kemarahan membanjiri wajahnya. Ia bangkit dengan cepat, matanya menatap Kael yang masih berdiri tenang, tanpa luka.
"Kau... kau curang!" teriak Darron, menunjuk Kael. "Kau menggunakan... sesuatu! Sihir! Atau cara kotor lainnya!"
Solen melangkah di antara mereka. "Cukup, Yang Mulia Pangeran Darron. Pangeran Kael hanya menggunakan teknik menghindar dan memanfaatkan ketidakseimbanganmu. Itu adalah bagian dari pertarungan."
"Tidak! Dia... dia sengaja membuatku jatuh!" Darron bersikeras, mempermalukan dirinya sendiri lebih jauh dengan tuduhannya yang melantur.
Raja Elvoreth, yang tiba di halaman saat mendengar keributan, menyaksikan akhir dari sparing itu. Ia melihat Darron yang marah dan tidak terkendali, dan Kael yang tenang, meskipun jelas lebih lemah secara fisik.
"Cukup, Darron," kata Raja Elvoreth dengan nada tegas. "Kau telah menantangnya, dan dia menerima. Kekalahanmu adalah karena kurangnya kendalimu, bukan karena kecurangan Kael." Ia menatap Kael dengan tatapan yang sulit dibaca, campuran rasa ingin tahu dan... perlindungan? "Latihanmu selesai untuk hari ini, Pangeran Kael."
Kael mengangguk pada Raja, lalu pada Solen. Ia mengembalikan pedang latihannya, berjalan pergi dengan langkah yang tenang, meninggalkan Darron yang berteriak di belakangnya. Ia tidak memandang Darron. Biarkan kemarahan dan rasa malu itu menggerogotinya.
Kemenangan kecil itu adalah dua sisi mata uang. Kael telah menunjukkan bahwa ia tidak mudah diintimidasi, dan bahwa "kecerdasannya" meluas ke pemahaman tentang gerakan dan taktik. Tetapi ia juga semakin menarik perhatian—perhatian yang diinginkan dari sekutunya, tetapi perhatian yang berbahaya dari musuhnya.
Malam itu, Aelira kembali menyelinap ke kamarnya, raut wajahnya lebih serius dari biasanya.
"Aku berhasil menghubungi Jorik," bisiknya, setelah memastikan tidak ada yang menguping (Arken juga memindai area sekitar). "Dia setuju untuk bertemu. Di Distrik Bawah. Di sebuah kedai teh tua dekat dermaga. Tapi... dia meminta bayaran yang mahal. Dan dia mengatakan bahwa situasi di Distrik Bawah semakin panas. Ada kerusuhan kecil semalam, dipicu oleh penjaga Pure-Blooded yang menyerang keluarga Synthetic."
Kael merasakan lapisan lain dari kompleksitas dunia ini terungkap. Konflik sosial bukanlah sekadar teori di buku. Itu adalah kenyataan hidup yang pahit bagi sebagian besar populasi. Dan ketegangan itu bisa menjadi pemicu atau alat dalam permainan kekuasaan.
"Kapan pertemuan itu?" tanya Kael.
"Lusa malam. Jorik bilang itu waktu teraman. Gelap, banyak orang berlalu-lalang, sulit dilacak."
Kael berpikir. Pergi ke Distrik Bawah sangat berbahaya, terutama bagi pangeran. Tetapi Jorik adalah satu-satunya kesempatan mereka untuk mendapatkan intelijen tingkat lanjut tentang agen Astrion atau petunjuk tentang Kristal Resonansi.
"Aku akan pergi," kata Kael, memutuskan.
Aelira terkejut. "Kau? Tidak, Kael. Terlalu berbahaya. Biar aku atau Ayah yang mengirim seseorang."
"Ayahmu tidak boleh terlibat dalam jaringan gelap semacam itu," kata Kael. "Dan kau... Darron mengawasimu juga. Jika sesuatu terjadi padamu... risikonya terlalu besar." Ia menatap Aelira, matanya penuh tekad. "Aku perlu pergi sendiri. Aku butuh data mentah dari Jorik, aku perlu menilai situasinya sendiri."
> "Risiko: Sangat tinggi," Arken memperingatkan. "Distrik Bawah memiliki tingkat kejahatan tinggi dan minimnya pengawasan keamanan. Identitasmu sebagai Pangeran akan menjadi target berharga."
>
Aku tahu, Arken. Tapi aku perlu melakukan ini.
"Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendirian," kata Aelira, suaranya penuh kekhawatiran. "Jika terjadi sesuatu..."
"Kau bisa membantuku mempersiapkan diri," kata Kael. "Baju yang tepat, rute yang aman, informasi tentang Distrik Bawah. Dan... aku butuh bantuan Solen."
Aelira ragu, tetapi melihat keteguhan di mata Kael, ia tahu ia tidak bisa menghentikannya. "Apa yang kau butuhkan dari Jenderal?"
"Aku butuh sesuatu untuk membela diri," kata Kael. Tubuhnya masih belum sekuat prajurit dewasa, bahkan dengan pelatihan Solen. Ia membutuhkan sesuatu yang bisa menyamakan kedudukan jika ia diserang. Sesuatu yang memanfaatkan pengetahuan Arven, tetapi terlihat seperti teknologi era ini.
Kael dan Aelira menghabiskan waktu berikutnya secara rahasia mempersiapkan perjalanan berbahaya itu. Aelira mendapatkan peta detail Distrik Bawah dan informasi tentang faksi-faksi kecil yang menguasai area itu. Kael mendekati Solen dengan hati-hati.
"Jenderal," kata Kael saat mereka berlatih, "kita sudah bicara tentang menghadapi musuh dengan keunggulan teknologi. Jika seseorang tidak memiliki kekuatan fisik... bagaimana cara mereka bertahan?"
Solen menatap Kael, seolah mengerti apa yang tersirat di balik pertanyaan itu. Ia telah melihat Kael dijatuhkan Darron, dan ia tahu kelemahan fisik Kael adalah kerentanannya terbesar. "Ada alat," kata Solen perlahan. "Teknologi. Magitek. Sesuatu yang kecil, bisa disembunyikan. Sesuatu yang bisa memberikan kejutan, melumpuhkan, atau memberikan kesempatan untuk melarikan diri."
Ia tidak bertanya mengapa Kael menanyakan ini. Loyalitasnya kepada Kael (atau mungkin Arven yang ia rasakan di dalam Kael) kini lebih kuat daripada keraguannya. Solen membawa Kael ke bengkel Magitek rahasia di bawah markas militer, tempat para teknisi bekerja dalam kerahasiaan yang ketat. Di sana, ia menunjukkan pada Kael beberapa prototipe—senjata Magitek kecil, alat pelindung, bahkan perangkat yang bisa memancarkan gelombang energi yang melumpuhkan dalam jarak pendek.
Kael melihat potensi. Dengan bimbingan Arken, ia bisa mengadaptasi teknologi era ini menjadi sesuatu yang jauh lebih efektif.
> "Identifikasi perangkat yang paling sesuai dengan kebutuhan: 'Nullifier Palm', prototipe pelumpuh berbasis resonansi energi. Dapat diintegrasikan dengan perangkat pengacau sinyal primitif untuk dampak yang lebih luas. Kelemahan: membutuhkan sumber daya energi yang stabil, jangkauan terbatas."
>
Kael memilih 'Nullifier Palm' dan, dengan bantuan Solen (yang heran dengan pemahaman teknis Kael yang cepat), Kael menghabiskan beberapa jam terakhirnya sebelum perjalanan memodifikasi perangkat itu, menambahkan beberapa elemen dari teknologi Kaelvan 2050 yang bisa diadaptasikan—segel energi yang lebih efisien, modul pengacak sinyal dasar yang bisa membingungkan sistem keamanan primitif atau drone pengintai terdekat.
Darron, sementara itu, tidak berhenti mengawasi. Ia merasakan ada sesuatu yang sedang direncanakan Kael. Ia tidak tahu apa, tetapi ia tahu itu berbahaya baginya. Ia memerintahkan para penjaga untuk meningkatkan pengawasan, bahkan di malam hari. Ia juga mengirim beberapa mata-matanya sendiri, termasuk beberapa prajurit yang loyal padanya, untuk mengawasi Kael.
Saat malam pertemuan dengan Jorik tiba, Kael mengenakan pakaian sederhana, menyembunyikan 'Nullifier Palm' yang sudah dimodifikasi di lengan bajunya. Aelira memberinya tas kecil berisi koin-koin yang diminta Jorik.
"Hati-hati, Kael," bisik Aelira, matanya penuh kekhawatiran saat mereka berpisah di gerbang belakang istana. "Jika kau dalam masalah... aku akan mencoba mengirim pesan ke Jenderal Solen."
Kael mengangguk. "Aku akan kembali. Dengan informasi yang kita butuhkan."
Perjalanan ke Distrik Bawah adalah terjun ke dunia lain. Lampu gas berkedip-kedip di gang-gang sempit, aroma sampah bercampur dengan bau rempah-rempah dan asap. Orang-orang Synthetic dengan raut lelah melewati Kael, mata mereka sering menunjukkan ketidakpercayaan atau bahkan kebencian terhadap siapa pun yang berpakaian lebih baik dari mereka. Kael merasa asing, namun pada saat yang sama, familiar. Ia pernah memimpin jutaan orang seperti mereka di masa depannya, mencoba (dan gagal) menjembatani jurang pemisah.
Ia menemukan kedai teh tua itu, sebuah bangunan kumuh dan remang-remang. Di dalamnya, udara pengap oleh asap dan suara bisik-bisik. Di sudut, seorang pria berjanggut lebat dengan mata waspada menunggu—Jorik.
Pertemuan itu singkat dan tegang. Jorik adalah pria yang keras, tidak memercayai bangsawan, tetapi tertarik pada uang. Kael berbicara dengannya, menjelaskan apa yang ia butuhkan—informasi tentang agen Astrion di kota, rencana mereka, jika ada yang ia dengar. Jorik mendengarkan, matanya menilai Kael.
"Informasi tentang Astrion itu mahal, Nak," kata Jorik, suaranya serak. "Mereka bayar mahal untuk kerahasiaan."
Kael memberinya tas koin. Jorik menimbangnya di tangannya, lalu mengangguk. Ia memberikan Kael sebuah kartu data kecil, teknologi Astrion yang diperolehnya di pasar gelap.
"Ini log komunikasi yang kucuri dari seorang perantara Astrion," kata Jorik. "Bisa jadi ada sesuatu di sana. Dan... kudengar agen Astrion sedang mencari seseorang. Seseorang yang 'mengganggu' jaringan mereka. Mereka sangat marah."
Kael merasakan bahaya yang nyata. Mereka mencarinya.
Saat Kael meninggalkan kedai teh, perasaan diawasi semakin kuat. Ia melewati gang-gang sempit, berbaur dengan kerumunan sebisa mungkin. Tiba-tiba, Arken memberinya peringatan.
> "Deteksi: Empat unit bergerak mendekat, pola gerakan tidak sesuai dengan warga sipil biasa. Kemungkinan besar: agen Astrion. Lokasi: dua blok di belakang, bergerak cepat."
>
Mereka menemukannya! Atau setidaknya, mereka melacak aktivitas mencurigakan di Distrik Bawah terkait dengan gangguan semalam, dan entah bagaimana Kael masuk dalam radar mereka.
Kael mempercepat langkahnya, jantungnya berdebar kencang. Ia tidak bisa bertarung melawan agen Astrion di Distrik Bawah. Itu akan memicu kekacauan, mengungkap identitasnya, dan membahayakan Elvoreth. Ia harus melarikan diri.
Ia berbelok ke gang yang lebih gelap, berusaha menghilang. Tetapi suara langkah kaki di belakangnya semakin dekat. Mereka terampil, bergerak tanpa suara.
> "Unit mendekat... 50 meter... 40 meter..."
>
Kael berlari sekencang yang ia bisa, udara dingin membakar paru-parunya. Gang-gang Distrik Bawah adalah labirin yang kompleks, tetapi ia tidak punya waktu untuk memetakan rutenya dengan Arken. Ia hanya berlari berdasarkan insting, berusaha mencapai area yang lebih ramai atau setidaknya menemukan tempat bersembunyi.
> "Mereka menutup jarak... 20 meter... Mereka menggunakan pelacak termal primitif era ini. Masuk ke struktur terdekat untuk menghalangi pendeteksian."
>
Kael melihat sebuah pintu kayu reyot yang terbuka sedikit. Ia menerobos masuk, menutup pintu di belakangnya. Kegelapan menyambutnya, berbau debu dan sesuatu yang basi. Ia berada di dalam gudang kosong.
Ia bisa mendengar suara langkah kaki melambat di luar, mencari. Mereka tahu dia ada di dekat sini.
Ini adalah momen krusial. Sendirian di Distrik Bawah, dikejar oleh agen super canggih dari kerajaan paling kuat. Tubuhnya masih lemah, senjatanya adalah prototipe yang belum teruji dalam pertempuran nyata.
> "Opsi: 1. Tetap bersembunyi, menunggu mereka pergi (risiko tinggi terdeteksi). 2. Serangan kejutan menggunakan Nullifier Palm (risiko tinggi gagal, konsekuensi eskalasi tidak diketahui). 3. Mencari rute pelarian alternatif (tidak ada informasi visual, navigasi Arken terbatas dalam kegelapan total)."
>
Kael menarik napas dalam-dalam, memegang erat perangkat di lengan bajunya. Ia tidak bisa hanya bersembunyi. Ia harus membuat langkah. Ia harus menggunakan apa yang ia miliki. Ia adalah Arven, raja yang bijak dan kejam. Dan Darron benar—dia tidak normal. Dia adalah bayangan dari masa depan, berjuang untuk bertahan hidup di masa lalu. Dan dia akan bertarung.